Aladin dan Lampu Ajaib

Aladin bertemu Puteri

Hari demi hari, bulan demi bulan, dan tahunpun berganti, Aladin bersama ibunya hidup bahagia. Aladin sekarang sudah menjadi seorang pemuda. Sampai pada suatu hari lewat di depan rumahnya  seorang Putri Raja. la sangat terpesona dan merasa jatuh cinta kepada Putri Cantik itu.

Kemudian Aladin menceritakan keinginannya untuk memperistri putri raja tersebut kepada ibunya, “Tenang Aladin, Ibu akan mengusahakannya. Ibu pergi ke istana raja dengan membawa permata permata kepunyaan Aladin. “Baginda, ini adalah hadiah untuk Baginda dari anak laki-lakiku.” Raja amat senang. “Wow…, anak laki-laki pasti seorang  yang tampan, besok aku akan membawa putriku untuk datang ke istana kalian.

Sebelum kedatangan raja, ibu aladin segera menggosok lampu ajaib dan meminta kepada jin lampu untuk membangun sebuah istana yang megah. Aladin dan ibunya menunggu di atas bukit. Tidak beselang begitu lama istanapun jadi dengan sangat megah. “Tuan, ini Istananya”. Esok hari sang Raja dan putrinya datang berkunjung ke Istana Aladin yang sangat megah. “Maukah engkau menjadikan anakku sebagai istrimu?, tanya sang Raja. Aladin sangat gembira mendengarnya. Lalu mereka berdua melaksanakan pesta pernikahan.

Lampu ajaib hilang

Di tempat nan jauh di sana, si penyihir ternyata melihat semua kejadian itu melalui bola kristalnya. la lalu pergi ke tempat Aladin dan pura-pura menjadi seorang penjual lampu di depan Istana Aladin. Kemudian la menyamar sebagai penjual lampu bekas dan berteriak-teriak, “tukarkan lampu yang  lama anda dengan lampu yang  baru !”.

Sang permaisuri yang melihat lampu ajaib Aladin yang usang segera keluar dan menukarkannya dengan lampu baru. Setelah mendapatkan lampu yang di inginkannya, lalu si penyihir segera menggosok lampu itu dan menyuruh jin lampu untuk memindahkan  istana beserta  istri Aladin ke rumahnya.

Ketika Aladin pulang dari berkeliling, ia sangat terkejut, karena melihat istananya hilang. Kemudian Aladin menggosok cincin untuk memanggil jin cincin dan bertanya apa yang sudah terjadi. Setelah mengetahui detail peristiwa yang terjadi, lalu Aladin memerintahkan. “Kalau begitu  kembalikan lagi seperti sedia kala kepadaku, kata Aladin. “Maaf Tuan, tenaga saya tidaklah sebesar peri lampu,” ujar peri cincin. “Baik kalau begitu aku yang akan mengambilnya. Tolong Antarkan aku kesana”, seru Aladin. Ketika sampai di Istana,

Aladin langsung menyelinap masuk dan mencari  tempat sang Putri di kurung.  Setelah bertemu, sang putri berkata “Si Penyihir itu ketiduran  karena terlalu banyak minum bir”. Jangan kuatir, akan aku ambil lampu ajaib itu, dan kita akan menang, jawab Aladin. Aladin mengendap mendekati penyihir yang sedang tidur.

Ternyata lampu ajaib menyembul dari kantungnya. Aladin kemudian mengambilnya dan segera menggosoknya. ” Cepat Singkirkan penyihir ini, kata Aladin kepada jin lampu. Penyihir terbangun, lalu menyerang Aladin. Tetapi jin lampu membanting si penyihir itu sampai mati. “Terima kasihjin lampu, tolong bawa kami dan Istana kami kembali ke Persia”. Sesampainya di Persia Aladin hidup bahagia. la mempergunakan sihir dari peri lampu untuk membantu orang-orang miskin dan kesusahan.

49 Likes

Author: wijaya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *