Asal Usul Aladin
Anekadongeng.com | Aladin dan lampu ajaib. Pada jaman dahulu di kota Persia, hiduplah seorang Ibu dengan anak laki-lakinya yang bernama Aladin. Pada Suatu hari, datanglah seorang laki-laki yang tidak di kenal mendekati Aladin. Kemudian laki-laki itu mengakui Aladin sebagai keponakannya. Lelaki itu awalnya sangat baik, dia mengajak Aladin untuk ke luar kota. Atas ijin sang ibu, akhirnya Aladin berangkat bersama laki-laki tersebut.
Perjalanan itu sangat jauh, sehingga Aladin mengeluh kecapaian kepada lelaki itu. Tetapi Aladin malah di marahi dan di suruh mencari kayu bakar. Dengan terpaksa Aladin mematuhinya, karena ia di ancam akan di bunuh apabila melawan. Aladin akhirnya tersadar bahwa laki-laki yang mengaku sebagai pamannya seorang penyihir. Penyihir tersebut kemudian menyalakan api unggun dengan kayu bakar yang di cari oleh Aladin dan mulai membaca mantera. “Kraak…” tiba-tiba tanah menjadi berlubang seperti gua.
Menemukan Lampu ajaib
Dalam lubang gua itu terdapat tangga sampai ke dasamya. “Ayo turun! Kamu ambilkan aku sebuah lampu antik di dasar gua “, kata si penyihir. “Tidak mau, aku takut turun sendirian “, jawab Aladin. Lalu penyihir itu memberikan sebuah cincin kepada Aladin. “Ini cincin ajaib, cincin ini akan membantu untuk melindungimu, kata si penyihir.
Akhimya Aladin menuruni tangga itu dengan perasaan takut. Setelah Aladin sampai di dasar goa, ia melihat pohon-pohon yang berbuah permata. Kemudian Aladin mengambil permata dan lampu antik tersebut, kemudian bergegas kembali ke menaiki tangga. Tetapi, pintu lubang sudah tertutup sebagian. “Cepat berikan lampunya !”, seru penyihir. “Tidak Lampu ini akan kuberikan setelah aku keluar, jawab Aladin.
Karena kesal Aladin tidak memberikan lampunya, akhirnya “Brak!” lubang gua di tutup sepenuhnya oleh si penyihir itu. Lalu, Aladin di tinggalkan sendirian di dalam ruang bawah tanah. Aladin menjadi sedih, dan duduk termenung. “Aku lapar, Aku ingin bertemu ibu, Tuhan, tolonglah aku!”, ucap Aladin.
Aladin merapatkan kedua tangannya dan mengusap jari-jarinya. Tiba- tiba, muncul kabut asap berwarna merah yang mbumbung tinggi. Bersamaan dengan itu muncul seorang raksasa. Aladin sangat ketakutan. “Maafkan saya. Karena saya telah membuat tuan kaget”, saya adalah jin dari cincin yang tuan pakai, kata raksasa itu. “Oh kalau begitu, tolong bawalah pulang kerumah.” “Baik Tuanku, naiklah segera kepunggungku, kita akan segera keluar dari sini, kata jin cincin. Hanya dalam waktu yang sangat singkat, Aladin sudah sampai rumahnya. “Jika tuan memerlukan bantuan saya, gosoklah cincin ini Tuan”.
Kemudian Aladin menceritakan semua kepada ibunya, apa yang telah di alami.. “Mengapa penyihir itu menginginkan lampu kotor ini?, kata Ibu sambil menggosok untuk membersihkan lampu itu. “Siiiiuuuut, tiba-tiba muncullah asap tebal membumbung dan seorang jin lampu yang sangat besar. “Sebutkanlah perintah Nyonya”, kata si peri lampu. Aladin yang sudah pernah mengalami hal seperti ini berkata, “kami lapar, tolong siapkan makanan untuk kami”. Dalam waktu singkat peri Lampu membawa makanan yang lezat-lezat kemudian menyuguhkannya. “Jika ada yang di inginkan lagi, panggil saja saya dengan menggosok lampu itu”, kata si peri lampu.