Hakim Yang Bijaksana

Keluarga Xiao Yu

Anekadongeng.com | Hakim Yang Bijaksana. Pada zaman dahulu kala di sebuah negeri Cina terdapat sebuah daerah Canton. Di sana hiduplah Guan Yu seorang anak laki-laki yang hidup bersama neneknya yang sudah tua renta. Guan Yu di kenal oleh masyarakat dengan nama Xiao Yu, ia merupakan anak yang sangat rajin suka membantu neneknya,

“ Nek biar aku saja yang membereskan rumah ini, Nenek istirahat saja”

“ Terima kasih ya Guan Yu, kau cucu yang sangat baik”

Xiao Yu tumbuh seperti anak lelaki pada umumnya di daerah Cina, Ia memiliki kulit kuning dan mata yang sipit. Neneknya pandai membuat kue untuk mencukupi kebutuhannya. Xiao Yu menjual bakpao yang di buat oleh neneknya. Ia keliling di jalan perumahan kecil. Xiao Yu berteriak agar orang-orang tertarik dengan dagangannya

“Bakpao..bakpao..bakpao, bakpao nenek saya rasanya enak, empuk dan lezat, bakpao bakpao. Siapa yang mau beli bakpao”.

Bakpao yang di buat nenek Xiao yu sangat di sukai oleh masyarakat. Sore itu Xiao Yu hanya membutuhkan waktu yang sebentar untuk menghabiskan bakpao nya.

“Terima kasih Xiao Yu bakpao nenekmu memang selalu enak”

“Sama-sama tuan..terima kasih sudah selalu membelinya. Saya permisi dulu pasti nenek saya senang semua bakpaonya habis terjual”.

“Ya hati-hati di Jalan Xiao Yu”

Uangnya Hilang

Sebelum pulang Xiao Yu menyimpan semua uang hasil jualannya di keranjang.

“Semua uang kuletakkan di kertas berminyak ini semoga tidak hilang, sekarang aku mau pulang nenek pasti sudah menungguku di rumah”

Xiao Yu pulang dengan perasaan yang sangat senang, Namun di perjalanan ia melihat seorang perempuan yang sudah tua renta sedang memunguti buah persik yang jatuh.  Sehingga berhamburan di tanah.

“Oh keranjang ini jatuh, jadi semua buah Persik ku berhamburan, aku harus mengambilnya satu persatu, tetepi badanku sangat pegal”.

Melihat itu Xiao Yu segera berlari untuk menolong perempuan tua tersebut. Ia meletakkan keranjang dagangannya di pinggir jalan. Lalu ia segera membantu memunguti buah persik yang berserakan itu, lalu ia memberikannya kepada si perempuan tua.

“ini nek semua buah persik sudah di kumpulkan, lain kali hati-hati ya supaya tidak berhamburan lagi”

“Terima kasih telah menolongku anak baik”

18 Likes

Author: wijaya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *