Raja Datu Tuan
Anekadongeng.com | Legenda Gunung Rinjani. Dahulu kala tak jauh dari Pelabuhan Lembar terdapat sebuah kerajaan, kerajaan ini di pimpin oleh seorang raja bijaksana bernama Datu Tuan. Sang raja selalu di temani oleh permaisuri yang cantik bernama Dewi Mas.
“Suamiku Mari minum teh bersama selagi hangat”
“Ah iya terima kasih istriku”
“Wahai suamiku, belakangan ini engkau nampak murung, kalau hamba boleh tahu sebenarnya apakah gerangan yang mengganggu pikiranmu”
“Istriku, aku sungguh berat mengatakannya padamu”
“Jangan kuatir suamiku katakan saja, siapa tahu bisa mengurangi beban pikiranmu”
“Sebelumnya aku minta maaf istriku. Seperti yang kau ketahui kita telah lama berumah tangga namun tak jua di beri momongan. Sementara, aku kian tua. Kita memerlukan penerus untuk memimpin kerajaan ini agar tetap makmur. Oleh karena itu aku meminta izin mu supaya aku di perbolehkan menikah lagi untuk memperoleh keturunan”.
“Sungguh merupakan keputusan yang berat, namun untuk kepentingan seluruh negeri aku harus ikhlas atas semua keputusan yang baginda ambil. Tentunya baginda telah memikirkannya matang-matang aku harus mendukungmu”.
“Terima kasih wahai istriku, aku akan selalu tetap memperhatikanmu dan kasih sayangku padamu tak akan berubah”
“Iya suamiku”
Menikah Lagi
Setelah mendapatkan restu dari istrinya, Datu Tuan memperistri seorang Putri dari Pati Haur yang bernama Sunggar Tutul. Pernikahan pun dilaksanakan meriah. Hari pun berlalu, namun lambat laun perhatian Datu Tuan mulai berkurang kepada Dewi Mas.
Meskipun perhatian raja Datu Tuan semakin tercurah kepada Sunggar Tutul, namun Dewi Mas tetap bersikap sabar. Ia selalu mendoakan suaminya dan semua rakyatnya agar tetap sejahtera. Hingga sebuah kabar mengejutkan terjadi, Dewi Mas tiba-tiba di kabarkan hamil.
Dewi Mas tentu saja merasa senang karena penantiannya selama ini telah terwujud. Akan tetapi tidak semuanya merasa senang mendengar kabar kehamilan Dewi Mas, adalah Sunggar tutul sang istri muda Datu Tuan.
“Uuh…hal ini tidak bisa di biarkan begitu saja, perhatian Raja hanyalah untukku seorang”
Sunggar Tutul segera menemui suaminya tersebut, untuk membujuknya agar Dewi Mas tersingkir.
“Suamiku, apakah kamu sudah mendengar berita tentang kehamilan Dewi Mas? Apakah kamu tidak merasa janggal dia tiba-tiba hamil. Tentu hal ini bukan kabar yang bagus untuk di kabarkan kepada rakyat”
“hmm…kau ada benarnya juga”.
Datu Tuan terhasut oleh perkataan Sunggar Tutul, ia pun mengusir Dewi Mas keluar istana. Dewi Mas akhirnya di asingkan di sebuah Gili atau Pulau di antar oleh pengiringnya.