Buaya Kecil Yang Baik Hati

Anekadongeng.com | Buaya Kecil Yang Baik Hati. Gemercik air yang jernih mengalir dengan tenang di sungai hutan flona pagi itu. Sayup-sayup terdengar suara dengkuran, dengkuran itu berasal dari para buaya yang sedang istirahat di dekat sungai flona. Para buaya itu berbadan besar dan terlihat menakutkan.

Lihat saja pada giginya yang runcing dan kuku yang tajam itu, para buaya itu membuat hewan lain takut untuk bermain di dekat sungai.

“Sebaiknya kita jangan bermain di sana Pai”

“Kamu benar, aku mendengar kalau Selly  ikan salmon yang besar itu telah di mangsa oleh mereka beberapa hari yang lalu”.

“Bukan hanya si Seli, Koko si ayam juga menjadi korban mereka”.

“Benarkah, lama-lama para buaya itu pasti akan menguasai seluruh sungai, gimana nih?”

“Iya aku jadi takut, ayo kita pergi saja sebelum di mangsa oleh mereka”.

“Semua buaya itu pasti sama, mereka buas dan menakutkan”.

Tak jauh dari tempat para buaya berkumpul, aliran sungai mulai terbagi menjadi cabang-cabang kecil. Dan di salah satu aliran ada seekor buaya yang sedang bermain. Buaya itu terlihat berbeda dia lebih suka bermain sendiri, badannya lebih kecil di bandingkan buaya lainnya.

“Oh ada ikan kecil”

Namanya adalah Croco

“Tenanglah ikan, aku tidak akan memakanmu. Aku hanya ingin membebaskanmu dari batu sungai yang menjepit mu itu. Nah sekarang berenanglah dengan bebas”.

“Croco,,CroCo, buaya kecil penyendiri yang tak punya teman, kenapa kamu melepaskan ikan kecil yang kau tangkap. Jika kau terus ada melepas mangsamu kau tidak akan tambah besar. Jika kau ingin punya teman buaya, carilah mangsa sebanyak-banyaknya untuk membuktikan dirimu itu kuat”.

“Aku memang tidak suka ikan, aku hanya ingin membantunya keluar dari jepitan batu”.

“Kamu itu seekor buaya, sudah sepatutnya kamu memangsa hewan yang lain. Jika begini terus kau tidak akan punya teman”.

“Aku sudah cukup memakan serangga-serangga kecil saja, kasihan hewan-hewan lain jika di sakiti”.

“Hehehe terserah kamu sajalah, kamu akan menjadi buaya kecil yang tak punya teman hai hahaha eh”

Suatu pagi kota si kambing kecil berjalan-jalan menyusuri hutan flona.

“Sepertinya aku terlalu dalam masuk ke hutan, aku tidak tahu di mana aku sekarang. Aku akan cari sungai di dekat sini dulu saja sebelum kembali. Ah aku haus sekali”.

Kota pun segera mencari sungai terdekat, sayup-sayup ia mendengar suara gemercik air.

“Ah..itu dia sungainya airnya sangat jernih… weh segarnya air di tengah gunung memang beda ya”.

Namun kota tidak tahu bahwa sungai itu tempat tinggal para buaya. dari balik semak-semak sepasang mata menatapnya dengan tajam.

“He Codil ada mangsa bagus hari ini seekor kambing kecil, mari bekerjasama untuk menangkapnya”.

Saat Codil dan Broli sibuk berdua, Croco mendengar rencana mereka.

“Uuh gawat, kambing kecil itu akan di mangsa Broli dan Codil, aku harus menolongnya dan memberitahu kambing kecil, tapi bagaimana ya?”

Broly dan Codil sudah siap-siap untuk memangsa kota mereka bergerak tanpa suara.

Kebaikan Croco

“Larilah, kumohon larilah”

“Apaaaa..lari, bukankah kamu mau menyerangku buaya kecil Hahaha”

Tiba-tiba ekor Kota di gigit oleh Croco, Kota menjerit kesakitan dan kota pun lari karena gigitan Coco.

“Apa apa an itu tadi, Croco merabut mangsa kita dan dia malah gagal”.

“Hah.. syukurlah ia berhasil lari selamatlah dia”

“Apa kamu bilang, jadi kamu dengan sengaja menggigit ekornya supaya ia lari, tadi aku bermaksud memujimu karena sudah berani, tapi ternyata kau bermaksud menyelamatkannya kau membuat mangsa kami kabur”.

“Eeh tunggu dulu teman-teman”

“Tidak ada ampun lagi untukmu, kamu memang memalukan, dasar buaya  lemah”

Broly dan Codil terlanjur marah mereka berdua pun menghajar Croco.

“Tolong maafkan aku teman-teman”

“Kapan kamu akan belajar menjadi buaya sejati”

“Ayo kita pergi, dia memang tidak bisa di harapkan”

 “Aku memang payah, aku tidak pantas menjadi buaya”.

Jangan menangis Croco, aku lihat apa yang kau lakukan tadi kau sungguh berani dan baik hati ternyata.

“Berani apanya Aku hanya bisa menakut-nakuti saja”

“Tapi kamu tadi berhasil menyelamatkan kambing itu, kamu kan buaya mengapa kamu malah menyelamatkannya”.

“Aku tidak tega, kambing itu masih terlalu kecil”

“Ternyata tidak semua buaya jahat, ada kamu yang baik hati”

“Tapi sebagai gantinya aku jadi tidak punya teman”.

“Tenang saja, apa kamu mau berteman denganku? akan ku kenalkan pada teman-teman yang lain”

“Benarkah kamu mau menjadi temanku?”

“Tentu saja, ayo aku kenalkan pada yang lainnya”.

Begitulah, meskipun Croco tidak mempunyai teman buaya, Croco mempunyai teman-teman lainnya yang menyenangkan. Sejak saat itu Croco bertugas sebagai pelindung bagi hewan lain dari serangan buaya.

Pesan dari cerita ini adalah janganlah takut apabila kita telah berbuat benar Meskipun pihak lain membenci kita karena berbuat suatu kebenaran.

26 Likes

Author: wijaya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *