Anekadongeng.com | Kancil Dan Burung Merak Yang Sombong. Di sebuah hutan tinggallah beberapa satwa yang hidup berdampingan secara damai. Suatu ketika hutan tersebut kedatangan penghuni baru, ia adalah sang burung merak jantan. Burung merak jantan itu mempunyai bulu yang sungguh indah dan cantik.
Kecantikan bulu merak tersebut membuat para penghuni hutan takjub dan segera berkerumun untuk melihat lebih dekat kecantikan sang merak jantan tersebut. Hal ini membuat sang merak menjadi semakin bangga dan muncul sifat sombongnya.
“Wah bulu mu sungguh indah nan cantik merak!!”
“Tentu saja, mulai dari ujung kepala sampai ujung kuku semuanya cantik bukan. Selain itu aku juga sangat cerdas loh”
Burung merak terus berkeliling hutan mencari seluruh penghuni hutan itu. Ia tidak henti-hentinya memamerkan kecantikannya pada seluruh penghuni hutan. Sehingga seluruh penghuni hutan ini terpesona oleh kecantikan.
Kemudian di tengah perjalanan Merak bertemu dengan Ayam dan Angsa.
“Hai semuanya, Merak langsung memamerkan Kecantikan bulu-bulunya itu di hadapan ayam dan mangsa”
“Wah kak Merak sungguh cantik, jika besar nanti aku ingin mempunyai bulu seperti kak merak”
“Hahaha… kau sungguh lucu angsa kecil, keindahan buluku ini Susah di dapat, meski 1000 tahun pun kau tidak akan mendapatkan bulu seperti ku”
Semakin Sombong
Burung merak terus menyombongkan bulu indah dan kepintarannya. Tidak hanya itu, ia juga merendahkan ayam dan angsa yang tidak memiliki bulu secantik dirinya. Sehingga ayam dan angsa tidak habis pikir akan kesombongan burung merak tersebut.
Setelah puas mengejek ayam dan angsa burung merak tersebut kembali melanjutkan langkahnya. Merak terus mencari perhatian dari semua hewan, hampir semua hewan telah ia ajak adu cantik dan pintar. Hungga ia mendengar bahwa Kancil adalah hewan tercerdas di hutan itu.
Hal ini menimbulkan niat di hati merak untuk mengalahkan kancil supaya hewan-hewan beralih padanya. Dan Merak pun segera menemui kancil. Namun sesampainya di sarang kancil ia melihat kancil sedang tertidur pulas. Kemudian merak membangunkan kancil untuk mengungkapkan
“Ehh kancil bangunlah, aku ingin berbicara kepadamu”
“Hah Merak Kenapa kau di sini?”
“Aku ingin menantangmu untuk adu kecerdasan, kudengar kau yang tercerdas di hutan ini”
“Hhahaha maaf Merak, namun aku sangat mengantuk sekali, Aku habis berkelana”
“Oh ya sudahlah, lain kali aku tantang engkau untuk adu kecerdasan”