anekadongeng.com Bali Jayaprana dan Layonsari

Jayaprana dan Layonsari

Legenda dari Pulau Bali

Anekadongeng.com | Jayaprana dan Layonsari. Dahulu kala ada sebuah kerajaan kecil bernama kerajaan Wanakeling Kalianget yang berlokasi di daerah utara Pulau Bali. Di kerajaan itu hiduplah satu keluarga yang terdiri dari Ayah, Ibu dan ketiga anaknya.  Mereka hidup serba kekurangan, kondisi mereka semakin memprihatinkan karena kerajaan terkena sebuah wabah penyakit.

Keluarga kecil itu pun tak luput dari wabah, dari lima anggota keluarganya hanya satu yang masih selamat dari wabah. Ia adalah I Nyoman Jaya Prana. Jaya Prana Sedih di tinggal kedua orangtua dan dua saudaranya. Ia hidup sebatangkara.

Tinggal di Istana

Demi melanjutkan kehidupan, Jayaprana memberanikan diri menghadap Raja Kalianget dan memohon agar menjadi Abdi dalam kerajaan. Jayaprana beruntung karena raja Kalianget mengabulkan permintaannya. Sejak saat  itulah Jayaprana mengabdi pada raja Kalianget.

Pagi pagi sekali Jayaprana kecil berangkat dari rumah peninggalan orang tuanya menuju istana. Di dalam istana ia menjalankan tugas-tugasnya sebagai Abdi dalam kerajaan dengan baik. Tak heran jika ia akhirnya menjadi Abdi kesayangan sang raja.

Beberapa tahun kemudian Jayaprana tumbuh menjadi pemuda berparas tampan dan baik hati. Raja Kalianget menitahkan agar Jayaprana memilih salah satu dayang istana untuk menjadi istrinya. Namun Jayaprana menolak dengan halus karena ia ingin mencari calon istri dari luar istana.

Keesokan harinya Jayaprana melancong ke pasar di depan Istana. Ia hendak melihat-lihat gadis yang lalu-lalang pergi ke pasar. Tidak Berapa lama dari kejauhan ia melihat seorang gadis yang cantik jelita ia mengenakan pakaian sederhana dan berjalan melenggang malu-malu.

Ketika sampai di depannya, Jayaprana terpana melihat kecantikan gadis tersebut. Pertemuan mereka berlangsung begitu cepat karena Gadis itu sadar sedang di perhatikan Jayaprana ia menyelinap dan membaur dengan keramaian orang di dalam pasar.

Bertemu Layonsari

Jayaprana langsung mencari informasi perihal Gadis itu pada orang-orang di sekitarnya. Setelah memperoleh keterangan mengenai Gadis itu ia pun kembali ke istana untuk melaporkan pada raja Kalianget. Ia memperkenalkan nama gadis itu adalah Ni Komang Layonsari.

Kemudian Raja kalianget menitahkan Jayaprana untuk menyerahkan surat kepada ayah dari Layonsari. Keesokan harinya Jayaprana mengirim surat tersebut dan menemuai ayah Layonsari. Setelah membaca dan mengetahui isi surat tersebut ia mengangguk-angguk setuju.

Kemudian ia bertanya pada Layonsari, mengenai pendapatnya perihal isi surat tersebut. Layonsari tidak menjawab ia hanya tersenyum malu tanda bahwa ia pun bersedia. Lalu Jero bendesa pun menyatakan bahwa Ia setuju putrinya menikah dengan Jayaprana.

Jayaprana merasa lega dan bersukacita mendengar tanggapan keluarga Layonsari, ia pun segera mohon diri dan kembali ke istana.

“Ampun baginda, lamaran hamba di terima oleh keluarga Layonsari”

“Kalau begitu hari Selasa Legi buku Kuningan yang akan datang akan di gelar upacara pernikahan Jayaprana dengan Layonsari“.

Kemudian Baginda raja memerintahkan para hulubalang kerajaan dirikan bangunan rumah dan balai-balai paling lengkap untuk pernikahan Jayaprana.

Hari upacara pernikahan pun tiba, Jayaprana di iringi para Patih dan punggawa istana berjalan menuju rumah Jero bendesa untuk menjemput pengantin perempuan. Setelah melalui berbagai upacara kedua pengantin pun menaiki Jolie atau tandu bertirai menuju istana.

Ketika rombongan tiba di depan Istana mempelai pun turun dari Jolie untuk meminta Restu pada sang raja. Pada saat kedua mempelai memberi hormat, Raja Kalianget hanya diam membisu. Raja terpana dan jatuh hati pada kecantikan Layonsari.

11 Likes

Author: wijaya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *