SALMAN AL-FARISI ( III )

BAB VIII

Bagaimana kini beliau sangat menolak kekuasaan dan lebih memilih menghindari dunia seraya berkata, “Apabila engkau bisa hidup dengan makan debu asalkan tidak membawahi dua orang, lakukanlah!”?. Mengapa pula beliau menjauhi jabatan dan kedudukan, kecuali jika untuk memimpin tentara menuju medan perang. Dan seandainya tidak ada seorang pun mampu menanggungnya, kecuali dirinya?

Dalam kondisi demikian, barulah ia mau menerimanya dengan hati yang murung seraya menangis. Tetapi ketika beliau memegang jabatan yang harus di emban olehnya, beliau menolak untuk menerima tunjangan, padahal halal baginya?

Hisyam bin Hissân meriwayatkan dari al-Hasan, “Gaji Salman adalah 5000 (dirham per tahun), tetapi ia berpidato di hadapan sekitar 30.000 orang dengan mengenakan selendang, yang separuhnya untuk alas duduknya dan separuhnya lagi untuk dipakai (menutupi tubuhnya). Setiap kali beliau menerima gaji, langsung di bagi-bagikannya hingga habis. Untuk makan, ia mengandalkan hasil keringatnya sendiri”.

Mengapa beliau melakukan semua itu dan lebih memilih untuk bersikap zuhud dari dunia? Padahal, Salman Al-Farisi adalah keturunan Persia yang terbiasa hanyut dalam kemewahan?. Marilah kita mendengarkan jawaban beliau saat menjelang ajal dan ketika ruhnya yang mulia sudah bersiap untuk menghadap kepada Tuhannya.

Pada saat itu Sa’ad bin Abi Waqqash datang untuk menjenguknya, maka Salman pun menangis. Sa’ad pun bertanya, “Mengapa engkau menangis sementara Rasulullah telah wafat dalam keadaan ridha kepadamu?” Salman menjawab, “Demi Allah, aku menangis bukanlah karena takut pada maut ataupun berambisi pada kemewahan dunia, melainkan karena Rasulullah telah berpesan kepada kita:

Hendaklah bagianmu dari kekayaan dunia adalah seperti bekal seorang pengendara (bepergian). Namun, sekarang aku di kelilingi oleh harta yang begitu banyak”.
Sa’ad menceritakan, “Aku perhatikan sekitarku dan tidak aku temukan sesuatu yang mewah , hanya sebuah mangkuk dan sebuah bejana untuk bersuci.

42 Likes

Author: wijaya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *