SALMAN AL-FARISI ( III )

BAB VII

Pada kondisi demikian tanggung jawab pemerintahan dalam segala tingkatan semakin banyak hingga dengan sendirinya banyak pula lapangan pekerjaan dan peluang jabatan yang bisa ditempati. Namun, di manakah Salman pada masa kejayaan itu? Sesungguhnya di manakah kita bisa menjumpainya, pada masa kejayaan, kemakmuran, dan kesejahteraan itu?

Bukalah mata Anda lebar-lebarnya! Tidakkah anda melihat seorang pria tua berwibawa sedang duduk di bawah pohon sedang menganyam daun kurma untuk dijadikan beberapa wadah dan keranjang? la-lah Salman. Lihatlah baik-baik dan perhatikan kembali dengan seksama jubahnya yang pendek, yang hanya sampai sebatas kedua lututnya. Itulah Salman seorang tua berwibawa dalam keagungan uban dan kesederhanaan penampilannya.

Tunjangan yang diperolehnya sebenamya tidaklah sedikit, sekitar 4000-6000 dirham per tahun. Tetapi, semuanya itu beliau bagi-bagikan semuanya hingga habis dan beliau tidak mau mengambilnya sedikit pun meskipun hanya 1 dirham. Beliau berkata, “Aku akan beli helai daun kurma dengan 1 dirham, lalu hasil anyaman aku jual seharga 3 dirham. 1 dirham kuambil untuk modal membeli daun kurma lagi. 1 dirhamnya lagi untuk nafkah keluargaku, dan 1 dirham sisanya aku sedekahkan.

Andai pun Umar melarangku untuk melakukan hal ini, sungguh aku tidak akan berhenti.” Lalu bagaimana dengan kita, wahai umat Muhammad?. Apakah yang ada dalam pikiran kita tentang kemanusiaan, di sepanjang zaman dan di tempat manapun?. Sebagian dari kita ketika mendengar tentang ketaatan dan kesahajaan hidup para sahabat, mengira bahwa hal tersebut di sebabkan oleh kebiasaan kehidupan di Jazirah Arab. Yang dalam kondisi tersebut penduduk Arab bisa mendapatkan ketenteraman jiwanya dalam kesederhanaan.

Tetapi, sekarang kita berhadapan dengan seorang putra Persia, sebuah negeri yang terkenal dengan kemewahan dan kesenangan,serta di penuhi kehidupan glamor. Sungguh Salman Al-Farisi bukanlah golongan orang-orang miskin, tetapi dari golongan kaya. Bahkan, ia merupakan manusia pilihan.

Tapi ketika Salman Al-Farisi masuk Islam mengapa beliau menolak harta kekayaan dan kesenangan?. Mengapa beliau bersikeras memilih kehidupan sederhana dan bersahaja. Pendapatannya tidak lebih hanya 1 dirham setiap harinya, itupun beliau peroleh dengan keringatnya sendiri?

42 Likes

Author: wijaya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *