Serangan Babi Hutan
Anekadongeng.com | Sang petani dan Watu Maladong. Pada jaman dahulu di pulau Sumba, hiduplah seorang petani yang kehidupan sehari-harinya mengelola kebun miliknya.Di suatu pagi, petani tersebut terkejut saat melihat kebun miliknya telah hancur berantakan. Lalu ia melihat sekeliling kebun dan menemukan jejak babi hutan.
Sang petani sedikit bingung, bagaimana bisa babi hutan bisa masuk ke dalam kebunnya, padahal sudah dikelilingi pagar yang tinggi. Pintu masuknya pun selalu di tutupt dan di kunci jika sang petani pulang ke rumah.
Karena penasaran sang petani pun memutuskan pada malam ini untuk menunggui kebunnya. Dengan bekal keberanian dan tombak sakti yang bernama Numbu Ranggata warisan dari leluhurnya. Sang petani mengawasi sekeliling kebun dengan duduk di atas sebuah pohon.
Ternyata, apa yang menjadi dugaan petani itu benar. Tidak berapa lama menunggu, terdengar dari kejauhan suara sekawanan babi hutan mendekati kebunnya. Sungguh sangat aneh, babi-babi itu mampu menembus pagar tembok pembatas kebunnya dengan mudah.
Jejak yang aneh
Sang petani mengincar seekor babi hutan yang sedang asyik memakan umbi, persis di bawah pohon tempat ia duduk. Kemudian sang petani melemparkan tombak Numbu Ranggata tepat mengenai perut babi hutan tersebut. Tetapi babi tersebut tidak mati, dan langsung lari dengan semua anggotanya meninggalkan kebun petani tersebut.Tombak Numbu Ranggata pun ikut terbawa pergi, kaena tertancap di perut babi itu.
Keesokan paginya, sang petani mulai mencari jejak darah yang keluar dari perut babi yang terluka. Sang petani resah karena tombak pusakanya ikut terbawa. Bagaimanapun tombak harus bisa ditemukan, karena merupakan warisan turun-temurun dari leluhurnya.
Sekali lagi muncul keanehan, karena jejak darah babi hutan tersebut berhenti di tepi pantai. Sang petani semakin bingung, bagaimana mungkin kawanan babi hutan itu bisa bisa menyeberangi laut. Karena bingung, akhirnya duduk termenung di pinggir pantai.