Legenda Nenek Pakande

Menjalankan Strategi

Sore itu para warga berkumpul kembali di depan rumah Labeddu mereka telah membawa beberapa barang yang di minta oleh Labeddu.

“Aku sudah menangkap seember penuh belut”

“Aku membawa garu dan kulit rebung sesuai permintaanmu”.

“Baiklah batu-batu juga sudah terkumpul semuanya sempurna”.

“Begini aku akan membuat jebakan untuk nenek tua tersebut”.

“Seseorang harus menyamar menjadi monster dan yang lainnya harus berjaga-jaga”.

“Ketika nenek itu terjebak kalian semua harus segera menangkapnya!!! apakah semua sudah paham?” “Paham”.

Pada malam harinya rencana pun mulai di laksanakan, seluruh desa gelap gulita semua lampu rumah di matikan kecuali rumah milik labeddu. Hanya rumahnya yang bercahaya sehingga terlihat mencolok.

“Di rumah yang masih menyala itu pasti ada anak kecil yang nakal tidak mau tidur”

“Aku datang anak nakal, anak kecil di mana kamu”.

Kekalahan Nenek Pakande

“Hei…..Pakande…Pakande”.

“Siapa Kau, mau apa Kau”.

“Pakande…sama sepertimu yang suka menculik anak kecil akupun suka menculik nenek tua jahat”.

“Mustahil, kau tidak akan bisa menangkapku”.

“kau mau menantangku, apakah kau berani?”.

“Tidak..menjauhlah kau monster mengerikan”.

“Apa ini, mengapa ada belut di sini, Aduh..duh.duh mengapa di sini juga ada batu besar kepalaku sakit”. “Aduh, mengapa para warga tahu kalau aku ada di sini”.

Kemudian para warga berusaha menangkap nenek pakande, namun nenek tua itu terlalu Sakti untuk di kalahkan.

“Aduh….sial sekali nasibku malam ini bagaimana semuanya bisa tejadi. Mereka semuanya bersekongkol. Monster seram itu pasti salah satu dari mereka”.

“Ayo kejar, Jangan biarkan dia lolos”.

“Biarkan ia pergi”. ia sudah tidak bisa apa-apa ia sudah terluka parah tinggal menunggu waktu saja”.

“ibu-ibu, Eh…eh anak-anakku syukurlah kalian selamat”.

Tak terasa esok pun menjelang Soppeng kembali tenang, para warga hidup damai. Nenek pakande tak lagi kembali ke desa itu.

Dan sampai saat ini cerita tentang nenek pakande pun terus di sebarkan secara turun temurun agar anak-anak mereka selalu waspada.

Pesan dari cerita ini adalah turutilah kata-kata orang tua, bermain ada waktunya jangan berlebihan apalagi kalau sudah malam sebaiknya masuk rumah, berkumpul bersama keluarga.

51 Likes

Author: wijaya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *