anekadongeng.com Cerita Islami MUSH’AB BIN ‘UMAIR ( IV )

MUSH’AB BIN ‘UMAIR ( IV )

Rasulullah dan para sahabat datang untuk memeriksa jejak peperangan dan demi menyampaikan kata perpisahan kepada para syuhada. Ketika sampai di tempat  jasad Mush’ab, mengalirlah air mata Rasulullah yang penuh berkah dengan begitu derasnya. Khabbab bin Arat berkata, “Kami semua ikhlas hijrah di jalan Allah bersama Rasulullah hanya demi mengharap ridha Allah SWT.

Beberapa dari kami ada yang meninggal dan salah satu di antaranya adalah Mush’ab bin Umair yang gugur dalam Perang Uhud. Saat itu kami tidak mempunyai sesuatu pun yang dapat di gunakan untuk mengkafaninya selain selembar kain selimut. Apabila kami letakkan kain itu di kepalanya, maka tampaklah kakinya. Sebaliknya, jika kami letakkan di kakinya, tersingkaplah kepalanya.

Rasulullah memerintahkan, “Letakkanlah kain itu di bagian kepala lalu tutuplah kedua kakinya dengan idzkhir (tumbuhan berbau harum yang bisa di gunakan dalam penguburan). Kepedihan yang mendalam telah di alami oleh Rasulullah atas gugurnya paman beliau, Hamzah, hingga jasadnya di cincang sedemikian rupa oleh orang- orang musyrik. Peristiwa tersebut membuat beliau bercucuran air mata dan hati beliau pun haru oleh duka.

XII

Medan pertempuran penuh dengan jasad para sahabat dan karib Rasulullah yang tiap-tiap dari mereka mewakili panji kejujuran, kesucian, dan cahaya di sisi Rasulullah. Walaupun terpampang dengan jelas, pemandangan yg memilukan di hadapan Rasulullah, namun beliau tetap tegar berdiri di samping jasad dutanya yang pertama demi melepas kepergiannya.

Benar, Rasulullah berdiri di samping Mush’ab bin ‘Umair dengan kedua mata yang memandang di liputi cahaya kesetiaan dan kasih sayang. Beliau membacakan ayat:

مِّنَ ٱلْمُؤْمِنِينَ رِجَالٌ صَدَقُوا۟ مَا عَٰهَدُوا۟ ٱللَّهَ عَلَيْهِ ۖ فَمِنْهُم مَّن قَضَىٰ نَحْبَهُۥ وَمِنْهُم مَّن يَنتَظِرُ ۖ وَمَا بَدَّلُوا۟ تَبْدِيلًا

Arab-Latin: Minal-mu`minīna rijālun ṣadaqụ mā ‘āhadullāha ‘alaīh, fa min-hum mang qaḍā naḥbahụ wa min-hum may yantaẓiru wa mā baddalụ tabdīlā

“Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah.” (QS. Al-Ahzab: 23)

Dengan pandangan penuh kasih dan rasa iba, Rasulullah memandang ke arah burdah (kain) yang di gunakan untuk membungkus jenazah Mush’ab seraya bersabda, “Dahulu pada saat di Mekah tidak ada seorang pun yang kulihat lebih halus pakaiannya dan lebih indah rambutnya selain engkau. Namun, sekarang, engkau gugur dengan rambutmu yang kusut masai dan hanya di balut sehelai kain.”

Dengan penuh arti, Rasulullah memandangi hamparan jasad-jasad syuhada Mush’ab yang gugur di medan pertempuran. Beliau bersabda, “Sungguh pada hari Kiamat nanti, Saya akan bersaksi bahwa kalian adalah para syuhada di sisi Allah.” Setelah itu, Rasulullah berpaling kepada para sahabat yang masih hidup dan hadir di sekeliling beliau. Rasulullah bersabda, “Wahai manusia, berziarahlah kepada mereka, datangilah mereka, dan ucapkanlah salam kepada mereka! Demi Tuhan yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah seorang muslim mengucapkan salam kepada mereka hingga hari Kiamat, kecuali mereka pasti akan menjawab salamnya.”

As-salamu ‘alaika wahai Mush’ab

As-salámu ‘alaikum wahai para syuhada

As-salamu ‘alaikum warahmatullah wa barakatuhu.

48 Likes

Author: wijaya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *