anekadongeng.com Cerita Islami MUSH’AB BIN ‘UMAIR ( I )

MUSH’AB BIN ‘UMAIR ( I )

Andaikan  saja Mekah, seluruh berhala, bebukitan, dan padang pasirnya di timpa bencana dan prahara yang menghadang dan menghimpitnya, pastilah Mush’ab bin ‘Umair akan menganggapnya sebagai hal remeh. Namun, perseteruan itu adalah dengan sang  ibundanya, hal ini yang membuatnya khawatir dan gelisah.

Dengan cepat ia berpikir dan memutuskan untuk merahasiakan keislamannya sampai saat Allah menghendaki lain. Mush’ab bin ‘Umair secara rutin pergi ke Darul Arqam untuk bermajelis dengan Rasulullah. Mush’ab sangat bahagia dengan keislaman dan  keberhasilannya menghindari kemarahan ibunya yang belum mengetahui berita tentangnya.

BAB III

Namun, tidak ada satupun rahasia yang tersembunyi di Mekah pada waktu itu. Mata dan telinga kaum Quraisy berada di setiap sudut jalan. Di belakang, setiap langkah kaki yang menginjak pasir yang lembut, berkilau dan indah itu. Utsman bin Thalhah melihat Mush’ab ketika memasuki Darul Arqam. Pada kesempatan yang lain, ia melihat Mush’ab melakukan sembahyang seperti yang di lakukan oleh Muhammad. Karena itu, Utsman bin Thalhah berlari secepat-cepatnya menuju ke rumah ibu Mush’ab untuk menyampaikan berita yang pasti akan membuat sang ibu hilang kendali.

Mush’ab bin ‘Umair berdiri di depan sang ibunda, keluarga, serta  para pembesar Mekah yang mengelilingannya. Dengan meyakini kebenaran dan penuh keteguhan, Mush’ab membacakan al-Qur’an yang di sampaikan oleh Rasulullah untuk mencuci hati mereka. lalu mengisinya dengan hikmah, kemuliaan, keadilan, dan takwa. Sang ibu bermaksud menghentikan Mush’ab dengan tamparan keras.

Tetapi tangan yang telah terangkat  itu mendadak  lumpuh dan lunglai . Sang Ibunda melihat cahaya yang membuat ketampanan wajah yang berseri cemerlang dan berwibawa serta tenang. Kewibawaan Mush’ab bin ‘Umair patut di hormati dan ketenangannya menumbuhkan keyakinan.

Namun, jika kondisi sang ibu di bawah pengaruh keibuan, mungkin akan bisa memaafkan Mush’ab bin ‘Umair  dari pukulan dan penyiksaannya itu. Tetapi kondisi saat ini, sang ibu terpengaruh oleh berhala- berhala sehingga membuat ia harus bertindak berbeda. Kemudian Mush’ab di bawa ke sebuah sudut yang sepi di rumahnya,  lalu Mush’ab di sekap di dalam ruangan itu dan di tutup rapat-rapat.

Mush’ab bin ‘Umair di sekap dalam ruangan sekian lama, hingga beberapa orang di antara kaum Mukminin hijrah ke negeri Habasyah. Ketika mendengar berita itu, Mush’ab segera melakukan rekayasa, dan  berhasil mengelabui ibu serta para penjaganya. Llalu Mush’ab bin ‘Umair bergegas hijrah menuju negeri Habasyah dengan penuh ketaatan.

la tinggal di sana bersama saudara-saudaranya sesama kaum Muhajirin kemudian kembali pulang ke Mekah bersama mereka. Selanjutnya, Mush’ab bin ‘Umair  kembali hijrah ke negeri Habasyah untuk kedua kalinya, bersama dengan para sahabat yang di perintah oleh Rasulullah. Mereka dengan penuh ketaatan  melaksanakan perintah Rasulullah. Namun, bagi Mush’ab bin ‘Umair, baik di Habasyah maupun di Mekah, ujian keimanan dan penderitaannya kian meningkat tanpa mengenal tempat dan waktu.

25 Likes

Author: wijaya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *