Keluarga Miskin
Anekadongeng.com | Asal Usul Ikan Duyung. Pada suatu waktu nan lampau hiduplah sebuah keluarga yang sangat miskin di dekat sebuah pantai. Keluarga itu terdiri dari Ayah Ibu dan dua anaknya yang masih kecil. Hampir setiap hari satu keluarga hanya memakan umbi-umbian, karena hanya itu yang mereka punyai.
Sang ayah setiap hari bekerja di ladang kecil tidak jauh dari rumah. Suatu hari ketika laut ombaknya agak tenang sang ayah berhasil mendapatkan ikan-ikan yang besar. Sekeluarga itu menikmati ikan laut yang besar-besar itu si sulung dan bungsu makan dengan sangat lahap.
Mereka berdua sangat senang bisa makan ikan setelah setiap hari hanya makan umbi-umbian. Beberapa hari kemudian persediaan ikan pun menipis.
“Bu, hari ini aku akan ke ladang untuk mengambil umbi-umbian, Sekalian nanti juga aku akan ke laut untuk mencari ikan. jangan lupa ya sisakan seekor ikan untuk makan siang ku nanti!!!.”
Sepeninggal ayahnya si bungsu ternyata merengek minta makan ikan.
“Bu Aku lapar sekali aku ingin makan ikan itu”
“Makanlah, tapi sisakan seekor untuk ayahmu ya!!”
Ketika bungsu sedang makan ikan itu, tiba tiba si sulung pun merengek.
“Bu, aku juga ingin makan ikan”
“Baiklah, tapi sisakan seekor untuk makan siang ayahmu”
Ketika anak-anaknya sedang makan, sang Ibu pun pergi mencuci di belakang rumah. Sepertinya si sulung dan bungsu memang sangat menyukai ikan, mereka lupa pesan ibunya untuk menyisakan seekor ikan. Selesai mencuci sang Ibu pun kembali masuk kedalam rumah, namun alangkah terkejutnya dia.
“Nak kenapa ikannya kalian habiskan, bukankah Ibu berpesan agar menyisakan seekor untuk ayah kalian”
“Maaf Ibu, soalnya ikannya enak sekali”
“ya.. sudahlah biar nanti Ibu yang menjelaskan ke ayah kalian”
Murka Sang Ayah
Ketika hari sudah menjelang siang sang ayah pun pulang ke rumah.
“Bu ternyata ladang kita di serang hama tikus, semua umbi-umbian habis. Sedangkan di laut Ombaknya besar sekali, sehingga aku tidak mendapatkan seekor ikanpun”.
“Hei, kenapa kamu diam saja seperti orang bingung? sekarang ambil ikan-ikan untuk makan siang, aku lapar sekali!!”
“Bang anak-anak kita tadi sangat lapar mereka memakan ikan itu”
“Tetapi masih ada seekor kan cepat ambilkan aku lapar sekali”
“Semua ikan sudah habis di makan anak-anak”