Kisah Nabi Shaleh AS

Kaum Tsamud

Anekadongeng.com | Kisah Nabi Shaleh AS. Setelah Nabi Hud, keluarga dan pengikutnya melakukan perjalanan hijrah ke Hadramaut,kemudian mereka membentuk kehidupan yang baru di sana, dan dalam suasana keimanan yang tinggi. Sebagian anak keturunan mereka bermigrasi ke utara ke daerah Hijaz. Di tempat itu mereka membuat pemukiman baru dan berkembang hingga turun-temurun.

Bangsa baru ini di kenal sebagai bangsa tsamud atau kaum tsamud. Secara silsilah keluarga kaum tsamud berkerabat dengan kaum Ad. Mereka berasal dari satu kakek buyut yaitu Iram cucu Nabi Nuh.

Maka tak heran jika kaum tsamud mirip dengan kaum Ad, mereka orang-orang yang di beri kecerdasan tinggi oleh Allah subhanahuwata’ala. Kaum tsamud juga mewarisi budaya dan keahlian bangsa ad dalam bidang arsitektur. Mereka membuat bangunan megah di tanah datar dan membuat gunung-gunung untuk di jadikan rumah.

Kaum tsamud sangat mahir dalam ilmu pahat mereka membuat relief relief yang indah. Kota mereka yang terkenal adalah Al hijr, pengairan, pertanian dan peternakan mereka berkembang sangat baik serupa kau Ad dahulu.

Pada mulanya kaum tsamud menarik pelajaran berharga dari pengalaman buruk kaum Ad karena itu mereka beriman kepada Allah subhanahuwata’ala. Mereka hidup damai  dalam keimanan  dan ketaatan kepada Allah.

Tetapi setelah kehidupan berjalan beratus-ratus tahun, dan juga kejayaan kehidupan yang membuat mereka menjauh dari ketakwaan kepada Allah. Dalam kaum tersebut, terutama golongan pembesar-pembesar mulai angkuh, dan menindas orang-orang miskin serta lemah di antara mereka.

Kebohongan dan kecurangan menjadi biasa bagi mereka. Kaum tsamud juga mulai menyembah berhala dan di teruskan turun temurun ke anak cucu mereka. Mereka mulai melupakan ajaran Allah dan menuruti bujuk rayu setan.

Turunnya Kenabian

 Allah tidak membiarkan manusia dalam kesesatan tanpa ada petunjuk. Karena itu Allah memilih Saleh untuk menjadi utusan bagi kaum tsamud.  Saleh berasal dari keluarga terpandang di kalangan kaum tsamud, kecerdasan yang menonjol rendah hati dan ramah pandai bergaul serta sabar.

Bakat kepemimpinannya sudah tampak sejak muda. Shaleh di sukai oleh kaumnya, mereka berharap Shaleh akan menjadi pemimpin mereka. Setelah menerima petunjuk-petunjuk yang jelas dari Allah subhanahuwata’ala Nabi Shaleh Alaihissalam memulai dakwahnya kepada kaumnya.

“Hai kaumku, sembahlah Allah. Dialah yang menciptakan kamu dan menjadikan kamu mampu memakmurkan bumi. Dan mohon ampunlah kepada Allah SWT atas dosa-dosamu dan takutlah kamu kepada azab Allah.

Tetapi kaumnya menjawab “Hai shaleh, kami sungguh kecewa kepadamu, selama ini kami mengharapkan kau akan jadi pemimpin Kami. Sekarang kamu mulai melarang kami menyembah berhala-berhala, padahal berhala-berhala ini  adalah warisan nenek moyang kami. “ Kami tidak mau mengikuti mu”.

Kebanyakan kaum tsamud tidak mau percaya kepada dakwah nabi Shaleh, terutama para pembesar-pembesar nya. Hanya sebagian kecil dari mereka yang menyambut seruan Nabi Shaleh terutama dari golongan orang miskin dan lemah.

Para pemuda kaum tsamud selalu mengejek orang-orang yang lemah tersebut. Tetapi tingkat keimanan mereka sudah bertambah kokoh kepada seruan nabi Shaleh. Melihat hal itu para pemuda kaum tsamud menjadi sakit hati dan gusar, keangkuhan mereka menjadi jadi mereka tidak mau kehilangan pengikut.

Mereka menginginkan Nabi Shaleh tidak mempunyai pengikut sama sekali. Akhirnya mereka berusaha agar orang-orang beriman itu kembali menyembah berhala dan meninggalkan Nabi Shaleh.

39 Likes

Author: wijaya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *