1. Asal Usul Sunan Ampel
Anekadongeng.com | Sunan Ampel. Nama asli dari Sunan Ampel nama adalah Sayyid Ali Rahmatullah, beliau akrab di panggil raden Rahmat. Ayah beliau bernama Syeh Ibrahim As-Samarqandi dan ibu beliau bernama Candrawulan putri daei raja Campa. Raden Rahmat mempunyai saudara bernama Sayyid Ali Murtolo sebagai kakak kandung, dengan panggilan akrabnya Raden Santri. Sedang Candrawulan (Ibu Sunan Ampel) telah mempunyai saudara perempuan bernama Anarawati di peristrikan Bawijaya Raja Majapahit.
Jika kita tinjau dari urutan nasab ayahnya, maka Raden Rahmat adalah keturunan seorang ulama’ besar dari Samarkan sebuah kota dekat Bukhoro. Di mana sejak dulu daerah Samarkan dan Bukhoro di kenal banyak Ulama’nya dan hampir seratus persen penduduknya beragama Islam. Hal ini dapat di buktikan adanya makam Imam Bukhari, seorang ulama’ ahli hadits yang terkenal di dunia.
Adapun asal mula ayah Raden Rahmat memperistrikan putri Raja Campa adalah perintah ayahnya Syeh Jamaluddin Jamadil Kubro (kakek Raden Rahmat). Untuk berdakwah ke negara asia, yang akhirnya beliau tiba di negeri Campa dan berhasil mengislamkan Raja Campa. Kemudian beliau di ambil sebagai menantu dengan putrinya Candrawulan.
2. Tiba di Pulau Jawa
la di perkirakan lahir pada 1420, karena ketika berada di Palembang, pada 1440, sebuah sumber sejarah menyebutnya berusia 20 tahun. Para sejarawan lebih menyoroti tahun kedatangan beliau di Pulau Jawa. Sedangkan petualang Portugis yang bernama Tome Pires, memperkirakan kedatangan beliau pada 1443.
Hikayat Hasanuddin memperkirakannya pada sebelum 1446-tahun kejatuhan Campa ke tangan Vietnam. De Hollander menulis, sebelum ke pulau Jawa, Rahmatullah terlebih dulu memperkenalkan Islam kepada Raja Palembang,yang bernama Arya Damar, pada 1440. Perkiraan Tome Pires menjadi bertambah kuat. Dalam lawatan ke pulau Jawa, Rahmatullah di dampingi oleh ayahnya, kakaknya yang bernama Sayid Ali Murtadho, dan sahabatnya yang bernama Abu Hurairah.
Rombongan di perkirakan mendarat di kota Tuban, tempat pertama kali mereka berdakwah, sampai Syekh Asmarakandi wafat. Makamnya sekarang masih terpelihara dengan baik di Desa Gesikharjo, Palang, Tuban. Rombongan yang tersisa, kemudian melanjutkan perjalanan dengan tujuan ke Trowulan, ibu kota Majapahit, menghadap raja Kertawijaya. Di tempat itu, Rahmatullah menyanggupi permintaan dari raja raja untuk mendidik moral bangsawan dan krakyat Majapahit.
Sebagai hadiah, ia di beri tanah di Ampeldenta, Surabaya. Sekitar 300 keluarga di serahkan kepada beliau untuk di didik dan beliau mendirikan permukiman di Ampel. Walaupuni raja kertawijaya menolak masuk Islam, Rahmatullah di berikan kebebasan untuk mengajarkan Islam pada rakyat Majapahit, asalkan tanpa paksaan. Selama tinggal di kerajaan Majapahit, Rahmatullah di nikahkan dengan putri tumenggung Arya Teja yang bernama Nyai Ageng Manila, Tumenggung Arya Teja adalah Bupati Tuban.